Jumat, 29 November 2013

Asal mula Kec.Teluk Keramat

Sambas  — Teluk Keramat adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Sambas. Kecamatan ini memiliki luas 554.53 Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 58.723 jiwa (1). Adapun batas wilayah kecamatan teluk keramat disebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di arah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tekarang dan Kecamatan Sambas, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sejangkung dan Kecamatan Sambas, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jawai Selatan (2).

Kecamatan yang memiliki 24 desa ini secara geografis memang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh sungai. Oleh karena itu , tak heran jika daerah ini juga mempunyai banyak teluk, salah satu teluknya terdapat di pinggir Sungai Serabek di Desa Sekura, yang juga merupakan lokasi pemakaman muslim warga setempat. Desa Sekura mempunyai ciri khas selain teluk, desa ini juga memiliki suatu tempat yang disebut “keramat” oleh masyarakat setempat. Dari sini lah asal mula munculnya nama “Teluk Keramat”.

Menurut kisah yang disampaikan oleh Ibu Nani Roziah (65) warga tua di Desa Sekura, dahulu kala ketika Kesultanan Sambas masih berjaya, Desa Sekura masih berupa hutan belantara di sebagian besar wilayahnya dan hanya ada sedikit orang yang tinggal di desa ini. Pada suatu hari, sepasang suami istri asal Sambas, Wan Alif dan Tan Jaliah (kakek dan nenek narasumber), merupakan salah satu pionir waktu itu, membuka lahan untuk membuat ladang di daerah yang sekarang disebut dengan nama Jalan Keramat. Di tengah penebangan hutan dan pembersihan lahan, suami istri itu menemukan satu buah guci berornamen naga meloingkar berwarna keabu-abuan, maka diambillah guci tersebut dan dibawa pulang untuk dibersihkan dan disimpan. Merasa senang mendapatkan harta tak terduga sebelumnya, merka pun menceritakan perihal guci tersebut kepada orang-orang dekat mereka. Berita tersebut menyebar dengan cepat ke desa lain, hal ini membuat banyak orang mendatangi tempat penemuan guci tersebut untuk menggali dan berharap menemukan lagi guci yang dianggap bertuah itu. Namun, usaha orang-orang tersebut sia-sia, berhentilah mereka menggali.

Pasangan Wan Alif dan Tan Jaliah pun memulai pekerjaan meladang mereka. Tak dinyana, pada saat menggali tanah untuk digemburkan, si istri kembali menemukan sebuah guci dengan ukuran yang lebih kecil. Lalu kejadian yang sama terulang lagi seminggu kemudian. Alhasil, dapatlah pasangan itu tiga buah guci berornamen naga, satu buah dengan ukuran besar dan dua buah berukuran lebih kecil. Akhirnya, sampailah berita penemuan guci bertuah tersebut ke telinga Sultan Sambas yang memerintah kala itu (tidak diketahui oleh narasumber siapa nama persis Sultan tersebut). Sultan tertarik untuk memiliki guci yang dianggap bertuah itu, maka datanglah sultan bersama para pengawalnya ke Desa Sekura.

Sultan melihat dan meminta sendiri ketiga guci tersebut kepada pasangan suami istri tadi, merasa terhormat didatangi Sultan, Wan Alif dan Tan Jaliah pun mengiyakan keinginan Sultan. Dikisahkan, kekeramatan tempat ditemukannya guci bukanlah dimulai pada rentang waktu penemuan guci sampai permintaan Sultan. Tempat itu mulai disebut “keramat” beberapa waktu setelahnya, tak diketahui apa yang menyebabkan tempat tersebut dikeramatkan. Dilihat secara kasat mata, keramat hanyalah berbentuk gundukan tanah yang dipagari sekelilingnya menyerupai sebuah makam. Sejak saat itu banyak
warga yang merasa takut melintasi tempat tersebut dengan berbagi alasan, padahal belum pernah ada kejadian mistis atau kecelakaan di sekitar keramat tersebut.

Tidak diketahui secara pasti siapa yang memulai penyebutan Teluk Keramat ini, juga tidak ada catatan atau arsip resmi mengenai penetapan nama tersebut. Akan tetapi, sejak berdiri menjadi sebuah kecamatan pada tahun 1952, kecamatan ini sudah disebut Kecamatan Teluk Keramat, dengan pusat pemerintahan kecamatan pada waktu itu sebuah dususn yang juga bernama Teluk Keramat, namun karena satu dan lain hal ibukota kecamatan kemudian dipindahkan ke Desa Sekura.

Seiring berjalannya waktu, daerah di mana keramat berada sudah tidak menjadi tempat menakutkan seperti dulu. Kini masyarakat telah banyak menyadap karet di dekat keramat itu, bahkan kini sudah ada gang baru yang mengarah ke keramat, yaitu Gang Permai. Tak ada yang perlu ditakutkan dan tak ada yang perlu dikeramatkan, karena keramat hanyalah gundukan tanah tempat penggalian guci yang dianggap bertuah oleh masyarakat terdahulu. Namun tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan keramat merupakan salah satu kekayaan sejarah Desa Sekura yang layak untuk diketahui oleh generasi muda Desa Sekura khususnya dan masyarakt Kabupaten Sambas pada umumnya.

Sumber:
(1) www.sambas.go.id. Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas
(2) id.m.wikipedia.org/wiki/Teluk_Keramat_Sambas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar