Sambas — Teluk Keramat adalah nama sebuah kecamatan
di Kabupaten Sambas. Kecamatan ini memiliki luas 554.53 Km2, dengan
jumlah penduduk sebanyak 58.723 jiwa (1). Adapun batas wilayah
kecamatan teluk keramat disebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Tengaran, di arah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tekarang dan
Kecamatan Sambas, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Sejangkung dan Kecamatan Sambas, dan di sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Jawai Selatan (2).
Kecamatan yang memiliki 24 desa ini secara geografis memang sebagian
besar wilayahnya dikelilingi oleh sungai. Oleh karena itu , tak heran
jika daerah ini juga mempunyai banyak teluk, salah satu teluknya
terdapat di pinggir Sungai Serabek di Desa Sekura, yang juga merupakan
lokasi pemakaman muslim warga setempat. Desa Sekura mempunyai ciri khas
selain teluk, desa ini juga memiliki suatu tempat yang disebut “keramat”
oleh masyarakat setempat. Dari sini lah asal mula munculnya nama “Teluk
Keramat”.
Menurut kisah yang disampaikan oleh Ibu Nani Roziah (65) warga tua di
Desa Sekura, dahulu kala ketika Kesultanan Sambas masih berjaya, Desa
Sekura masih berupa hutan belantara di sebagian besar wilayahnya dan
hanya ada sedikit orang yang tinggal di desa ini. Pada suatu hari,
sepasang suami istri asal Sambas, Wan Alif dan Tan Jaliah (kakek dan
nenek narasumber), merupakan salah satu pionir waktu itu, membuka lahan
untuk membuat ladang di daerah yang sekarang disebut dengan nama Jalan
Keramat. Di tengah penebangan hutan dan pembersihan lahan, suami istri
itu menemukan satu buah guci berornamen naga meloingkar berwarna
keabu-abuan, maka diambillah guci tersebut dan dibawa pulang untuk
dibersihkan dan disimpan. Merasa senang mendapatkan harta tak terduga
sebelumnya, merka pun menceritakan perihal guci tersebut kepada
orang-orang dekat mereka. Berita tersebut menyebar dengan cepat ke desa
lain, hal ini membuat banyak orang mendatangi tempat penemuan guci
tersebut untuk menggali dan berharap menemukan lagi guci yang dianggap
bertuah itu. Namun, usaha orang-orang tersebut sia-sia, berhentilah
mereka menggali.
Pasangan Wan Alif dan Tan Jaliah pun memulai pekerjaan meladang
mereka. Tak dinyana, pada saat menggali tanah untuk digemburkan, si
istri kembali menemukan sebuah guci dengan ukuran yang lebih kecil. Lalu
kejadian yang sama terulang lagi seminggu kemudian. Alhasil, dapatlah
pasangan itu tiga buah guci berornamen naga, satu buah dengan ukuran
besar dan dua buah berukuran lebih kecil. Akhirnya, sampailah berita
penemuan guci bertuah tersebut ke telinga Sultan Sambas yang memerintah
kala itu (tidak diketahui oleh narasumber siapa nama persis Sultan
tersebut). Sultan tertarik untuk memiliki guci yang dianggap bertuah
itu, maka datanglah sultan bersama para pengawalnya ke Desa Sekura.
Sultan melihat dan meminta sendiri ketiga guci tersebut kepada
pasangan suami istri tadi, merasa terhormat didatangi Sultan, Wan Alif
dan Tan Jaliah pun mengiyakan keinginan Sultan. Dikisahkan, kekeramatan
tempat ditemukannya guci bukanlah dimulai pada rentang waktu penemuan
guci sampai permintaan Sultan. Tempat itu mulai disebut “keramat”
beberapa waktu setelahnya, tak diketahui apa yang menyebabkan tempat
tersebut dikeramatkan. Dilihat secara kasat mata, keramat hanyalah
berbentuk gundukan tanah yang dipagari sekelilingnya menyerupai sebuah
makam. Sejak saat itu banyak
warga yang merasa takut melintasi tempat tersebut dengan berbagi alasan,
padahal belum pernah ada kejadian mistis atau kecelakaan di sekitar
keramat tersebut.
Tidak diketahui secara pasti siapa yang memulai penyebutan Teluk
Keramat ini, juga tidak ada catatan atau arsip resmi mengenai penetapan
nama tersebut. Akan tetapi, sejak berdiri menjadi sebuah kecamatan pada
tahun 1952, kecamatan ini sudah disebut Kecamatan Teluk Keramat, dengan
pusat pemerintahan kecamatan pada waktu itu sebuah dususn yang juga
bernama Teluk Keramat, namun karena satu dan lain hal ibukota kecamatan
kemudian dipindahkan ke Desa Sekura.
Seiring berjalannya waktu, daerah di mana keramat berada sudah tidak
menjadi tempat menakutkan seperti dulu. Kini masyarakat telah banyak
menyadap karet di dekat keramat itu, bahkan kini sudah ada gang baru
yang mengarah ke keramat, yaitu Gang Permai. Tak ada yang perlu
ditakutkan dan tak ada yang perlu dikeramatkan, karena keramat hanyalah
gundukan tanah tempat penggalian guci yang dianggap bertuah oleh
masyarakat terdahulu. Namun tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan
keramat merupakan salah satu kekayaan sejarah Desa Sekura yang layak
untuk diketahui oleh generasi muda Desa Sekura khususnya dan masyarakt
Kabupaten Sambas pada umumnya.
Sumber:
(1) www.sambas.go.id. Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas
(2) id.m.wikipedia.org/wiki/Teluk_Keramat_Sambas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar